Kamis, 28 April 2016

Pria yang Kesepian



          
      Sendiri, Kesepian, apakah kau pernah merasakannya? Tidak satu pun berada disisimu,dan tidak seorangpun mencoba memalingkan wajah kepadamu dan mencoba melipat tangannya, untuk mendengar setiap detail keluh-kesahmu. Bung kau  tau maksudku yang “selalu ada”. Berada, bertemu dengan banyak wajah, bukan berarti kau selalu beruntung dengan tidak merasa   kesepian. Aku tidak akan naïf, aku mengakui bahwa aku sendiri, dan merasa kesepian. Aku akan dengan senang hati menerima setiap orang yang mau menerima aku dengan segala ketulusannya.Biasanya agar lebih sedikit menarik, mereka memanggil orang-orang seperti aku dengan “serigala penyendiri”. Meskipun aku tidak benar-benar sendiri, selalu ada kafein, mie instan, dan roti kering yang menemaniku. Jangan becanda bung, walaupun keberadaan makanan dan minuman ini sedikit membantu, namun kau tahu maksudku, mereka tidaklah pedengar yang baik, mereka tidak akan tertawa terhadap setiap lelucon yang kuberikan.  Semakin lama aku “terjebak” dalam keadaan ini, semakin aku lupa cara menyapa orang lain. Aku tidak bisa berkata-kata, otakku berhenti bekerja, kulitku memucat setiap bertemu orang baru, aku tidak tahu cara memeberi kesan yang baik kepada mereka. Karena ketidakmampuaan ini mereka berpikir aku naïf, sombong, dan prasangka buruk lainnya. Kadang-kadang aku berpikir, munkin aku terlahir dengan karakter seperti ini, atau aku yang mengacaukan segalanya.

    Aku munkin sedang sakit atau sejenisnya, tapi aku terus berpegang bahwa aku masih normal, semuannya baik-baik saja.Namun tetap saja hal ini mengusikku, ketika aku mencoba menghubungi sahabat-sahabat lamaku semuanya selalu ada untukku, namun ada seorang teman wanita yang sudah 4 tahun kami tidak bertemu. Wanita ini adalah wanita hebat ,selalu selangkah didepanku setidaknya dia adalah navigatorku, dia adalah seseorang yang harus kukerjar,sehingga membuat hidupku menjadi bergairah, dan teratur. Dia selalu ada ,namun perputaran bumi dan matahari sepertinya ikut merubah dirinya. Dia menjaga jarak denganku. Ku akui aku sempat bodoh dengan terbawa suasana, pernah aku ingin memIlikinya, namun kusadari, hal itu tidak akan munkin terjadi. Segera aku membuang jauh-jauh perasaan itu. Munkin hanya itu satu-satunya alasan yang rasional bagiku mengapa dia menjaga jarak denganku. Sejak Dia menjaga jarakku, aku kesepian dan terjebak dalam “kesepian” yang payah ini. Mengapa kita harus sendiri bila kita bersama, mengapa aku sendiri ketika banyak manusia di dunia ini, Some one Please help me!


Kamis, 14 April 2016

"Hanya sebuah Ungkapan Hati"

Puisi Yang saya buat tentang seseorang yang Kesepian dan Bosan dengan semua hal yang ada didunia ini
"Hanya sebuah Ungkapan Hati"
sumber htttp//:google.co.id


Hei sobat, 
Pernahkah kau coba sendiri, 
Tenggelam dalam kesendirianmu
Menghitung jumlah bintang di langit malam

Mungkin kau akan menyadari 
Dimana kita berada ada sekitar milyaran planet-planet
Sedangkan kita hanya berada di bumi, di jalan kecil ini

Namun jalan kecil ini saja,
Sudah cukup membuatku menyerah
Aku lelah dengan semua hal yang ada di jalan kecil ini,
Mungkin kau berpikir aku terlalu berlebihan
Kau pasti akan berpikir aku terlalu lama berada di bayang-banyang rembulan
Atau aku sedang kehilangan arah

Jika kau mau mendengar sedikit kejujuran dariku
Aku melihat dunia ini begitu gelap
Dan sesekali lagi aku ingin mengakhirinya dengan segera
Buni, jalan kecil adalah bulat tidak berujung
Namun di mataku semua yang ada di jalan kecil ini adalah akhir

Aku bosan mendengar tawanya
Aku bosan melihat senyum palsunya
Aku bosan dengan kepura-puraan
Semua hal ini membuatku terbakar

Aku ingin bertanya padamu
Cukup adilkah jika aku mengakhirinya sekarang?
Atau aku harus terus menyaksikan dan terlibat dalam berbagai sandiwara?
Cukup naif bukan?
Atau maafkan aku jika aku berbalik menyalahkanmu
Mungkin kau yang terlalu nyaman dengan kepura-puraan ini sobat
Kau masih saja berpikir ini kesalahanku
Aku sedang kacau atau aku sedang mabuk
Tapi agar terasa adil mengapa kau tak mencoba menyalahkan "mereka" ?
Aku hanya ingin berkata,"Biarkan ini semua berlalu dan mulai kembali."

Mahenry Purba